Rabu, 19 Oktober 2016

sejarah perkembangan ilmu metode penelitian (filsafat ilmu)

Sejarah Perkembangan Ilmu
 (Tugas Metode Penelitian)





Oleh
Siti Jarlina


















FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

FILSAFAT

1. Mitos dan Logos (6 SM)

Mitos atau mite adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah masa lalu (masa lampau), yang mengandung penafsiran tentang alam semesta serta keberadaan makhluk di dalamnya, dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional (cerita kuno). Pada umumnya, mitos menceritakan kejadian alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para mahkluk supranatural, dan sebagainya. Mitos bisa muncul dari catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan.

Sedangkan logos, termasuk konsep salah satu kunci dalam agama Yahudi. Kata logos dalam bahasa Ibrani, davar, sangat erat hubungannya dengan penciptaan, kristologi, soteriologi, dan teologi. Kata logos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sabda, atau "buah pikiran" yang diungkapkan dengan perkataan, pertimbangan nalar, atau arti. Dalam bahasa Ibrani, davar berarti hal yang berada di belakang, yang berarti firman Tuhan, yang dianggap sejajar dengan sofia (hikmat), yaitu perantara (wasilah) Tuhan dengan makhluk ciptaannya.

Sekitar abad ke-6 S.M. sudah mulai berkembang suatu pendekatan yang sama sekali berlainan. Sejak saat itu manusia mulai mencari jawaban-jawaban rasional tentang masalah-masalah yang diajukan oleh alam semesta. Logos (akal budi, rasio) mengganti mitos (mythos), dengan begitulah filsafat dilahirkan. Bisa dikatakan bahwa kata "logos" mempunyai arti yang lebih luas dibandingkan kata "rasio". Logos berarti baik kata (tuturan, bahasa) maupun juga rasio


THEOLOGI

2. Ancilla theologae (Abad Tengah 14 M)

Zaman abad pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuan pada masa ini hamper semua adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keaagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah ancilla theologia. Periode abad pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya. Perbedaan itu terutama terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama Kristen yang di ajarkan oleh Nabi Isa as. Pada pemulaan abad masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan.

Agama Kristen menjadi problema kefilsafatan  karena mengajarkan bahwa wahyu Tuhan lah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan yunani kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal. Mereka belum mengenl adanya wahyu.
Mengenai sikap Yunani ada dua :
a.  Golongan yang menolak  sama sekali pemikiran Yunani, karena pemikiran
     Yunani merupakan pemikiran orang kafir, karena tidak mengakui wahyu.
b.   Menerima filsafat Yunani yang mengatakan bahwa karena manusia itu ciptaan
      Tuhan, kebijaksanaan manusia berarti juga kebijaksanaan yang datangnya dari
      Tuhan. Mungkin akal tidak tidak dapat mencapai kebenaran yang sejati maka
      akal dapat dibantu dengan wahyu.


FILSAFAT AGAMA

3. Renaissance (Abad Modern 14-15 SM)

Ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiaran yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman peralihan ketika  kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan campur tangan Illahi . ilmu pengetehuan yang berkembang maju pada saat ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, Johannes Keppler, Galileo Galilei dengan berbagai penemuan yang dibuat oleh mereka


ILMU CABANG

4.aufklarung (abad modern 18 m-19 m)
Filsafat abad ke-18 di Jerman disebut Zaman Aufklarung atau zaman pencerahan yang di  Inggris dikenal  dengan Enlightenment,yaitu suatu zaman baru dimana seorang ahli pikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme. Zaman ini muncul dimana manusia lahir dalam keadaan belum dewasa dalam pemikiran filsafatnya. Namun setelah Immanuel Kant mengadakan penyelidikan dan kritik terhadap peran pengetahuan akal barula manusia terasa bebas dari otoritas yang datang dari luar manusia demi kemajuan peradaban manusia. Pemberian nama ini juga dikarenakan  pada zaman itu manusia mencari cahaya baru dalam rasionya. Immanuel Kant mendefenisikan zaman itu dengan mengatakan, “Dengan Aufklarung dimaksudkan bahwa manusia keluar dari keadaan tidak balig yang dengannya ia sendiri bersalah.” Apa sebabnya manusia itu sendiri yang bersalah? Karena manusia itu sendiri tidak menggunakan kemungkinan yang ada padanya,yaitu rasio.
Sebagai latar belakangnya,manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan  (ilmu pasti,biologi,filsafat dan sejarah) telah mencapai hasil yang menggembirakan . Disisi lain jalannya filsafat tersendat-sendat. Untuk itu diperlukan upaya agar filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Isaac Newton ( 1642-1727) memberikan  dasar-dasar berpikir dengan induksi,yaitu pemikiran yang bertitik tolak pada gejala-gejala dan mengembalikan kepada dasar-dasar yang sifatnya umum. Untuk itu dibutuhkan analisis. Dengan demikian zaman pencerahan merupakan tahap baru dalam proses emansipasi manusia Barat yang
A. Rasionalisme
     Rasionalisme mementingkan unsur apriori dalam pengenalan , berarti unsur  
     –unsur yang terlepas dari segalah pengalaman
B. Empirisme
Sedangkan Empirisme menekankan unsur-unsur aposteriori, berarti unsur-unsur yang berasal dari pengalaman( seperti Locke yang menganggap  rasio sebagai” Lembaran putih “- as a white paper).
C. Kritisisme
Menganggap bahwa objek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek. Kritisme menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atauhakikat sesuatu; rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenya saja.
D. Idealisme
Idealisme mempunyai argumen epistimologi tersendiri. Oleh karena itu tokoh-tokoh teisme yang mengajarkan bahwa materi tergantung pada spirit (roh). Argumen yang diajukan bahwa objek-objek fisik pada akhirnya adalah ciptaan Tuhan. Argumen orang-orang idealis mengatakan bahwa objek-objek fisik tidak dapat dipahami terlepas dari spirit .
Idealis secara umum berhubungan dengan rasionalisme. Ini adalah madzhab epistimologi yang mengajarkan bahwa pengetahuan deduktif dapat diperoleh manusia dengan akalnya. Lawan rasionalisme dalam epistimologi ialah empirisme yang mengatakan bahwa pengetahuan bukan dari akal, melainkan melalui pengalaman empiris.
E. Positivisme
Pada dasarnya positivisme bukanlah suatu aliran yang berdiri sendiri. Ia hanya menempurnakan empirisme dan rasionalisme yang bekerja sama. Artinya ia menyempurnakan metode ilmiah dengan memasukkan perlunya eksperimen dan ukuran-ukurannya. Jadi pada dasarnya positivisme itu sama dengan empirisme dan rasionalisme. Hanya bedanya empirisme menerima pengalaman batiniah sedangkan positivisme membatasi pada pengalaman objektif saja .  Pelopor utama positivisme adalah Auguste Comte (1798-1857), seorang filsuf perancis yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan sains dan teknologi modern.


FAKTOR HEURISTIC (ABAD KONTEMPORER)

5. Fenomenologi
Secara harfiah fenomenologi atau fenomenalisme adalah aliran atau faham yang menganggap bahwa fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran. Fenomenalisme bergerak di bidang yang pasti. Hal yang menampakkan dirinya dilukiskan tanpa meninggalkan bidang evidensi yang langsung. Fenomenalisme adalah suatu metode pemikiran, “a way of looking at things”. Fenomenalisme adalah tambahan pada pendapat  Brentano bahwa subjek dan objek menjadi satu secara dialektis. Tidak mungkin ada hal yang melihat. Inti dari fenomenalisme adalah tesis dari “intensionalisme” yaitu hal yang disebut konstitusi.

6. Strukturalisme
Strukturalisme adalah metode atau metodologi yang digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu kemanusiaan dengan bertitik tolak dari prinsip-prinsip linguistik. Strukturalisme merupakan aliran filsafat yang hendak memahami masalah yang muncul dalam sejarah filsafat. Di sini metodologi struktural dipakai untuk membahas tentang manusia, sejarah, kebudayan dan alam, yaitu dengan membuka secara sistematik struktur-struktur kekerabatan dan struktur-struktur yang lebih luas dalam kesusasteraan dan dalam pola-pola psikologik tak sadar yang menggerakkan tindakan manusia.

7. Neopositivisme
neopositivisme adalah penganut suatu aliran dalam filsafat yang menanamkan juga diri mereka sebagai kaum “empiris logika”. Dapat juga disebut kaum “fisikalis”, bahkan beberapa dari mereka menanamkan sebagai penganut “logistik “ (logika formalis atau logika simbolis).  Kaum neopositivisme mempunyai keyakinan bahwa filsafat sebagai ilmu hanya “aman” dalam tangan mereka sendiri dan bahwa tiap orang mempelajari filsafat menurut cara lain mungkin ada mengerjakan sesuatu yang sangat penting dan luhur, tetapi bahkan mengerjakan sesuatu secara ilmu. Nama neopositivisme telah menyatakan bahwa kita disini seperti halnya neokantianisme berhadapan dengan suatu pergerakan yang merupakan suatu lanjutan dari aliran-aliran yang lama.


PUSTAKA ACUAN

Kartenagara,Mulyadhi. 2005. Panorama Filsafat Ilmu. Cet II; Bandung:Mizan Pustaka.
Muntansyir, Rizal, dkk. 2004. Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
http://agung-theraider.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-dan-perkembangan-ilmu-di.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar