KEMAJUAN SELEKSI
(Makalah Pemuliaan Tanaman)
Oleh
Rully Pebriansyah
1624011003
MAGISTER AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Pemuliaan tanaman
merupakan ilmu yang merakit keragaman genetik dan membentuk tanaman baru yang
ingin dikembangkan, Hal ini dilakukan
sesuai dengan harapan dan yang diinginkan oleh petani atau konsumen. Dalam pelaksanaanya, pemuliaan tanaman dilakukan
dengan metode sederhana maupun dengan teknologi. Hal yang perlu dilakukan dalam pemuliaan
tanaman adalah melakukan pemilihan terhadap suatu populasi yang sudah ada, melakukan
kombinasi sifat-sifat yang diinginkan, melakukan penggandaan kromosom dan atau
mutasi sebelum melakukan pemilihan, dan melalui rekayasa genetika (Mangoendidjojo,
2003).
Tahapan pada pemuliaan
tanaman dalam menentukan keberhasilan tujuan yang ingin dicapai sangatlah
penting, tahapan tersebut salah satunya
adalah seleksi. Seleksi adalah proses
individu atau kelompok tanaman yang dipisahkan dari populasi campuran dengan
tujuan tanaman yang mempunyai gen yang diinginkan dapat dikembangkan. Seleksi
dapat terjadi secara alami maupun buatan. Selain itu seleksi terjadi dalam dua
bentuk yaitu seleksi antara populasi yang sudah ada untuk meningkatkan gen
tanaman yang diinginkan dan seleksi dalam populasi untuk mendapatkan tanaman
yang digunakan untuk menciptakan varietas baru (Syukur et al, 2015).
Kemajuan seleksi bergantung
adanya keragaman genetik dan penggunaan metode seleksi yang tepat. Jika seleksi telah dilakukan pada suatu
populasi tanaman, hasil seleksi terpilih menjadi generasi selanjutnya yang
diharapkan memberikan hasil yang lebih baik atau adanya kemajuan seleksi.
Kemajuan seleksi dapat
diperkirakan dengan
penghitungan secara teoritis, dengan kata lain kemajuan seleksi adalah selisih
antara nilai rata-rata hasil seleksi dan
nilai rata-rata populasi yang diseleksi (Syukur et al, 2015).
1.2. Tujuan
Tujuan
dari makalah ini adalah mengetahui bagaimana kemajuan seleksi dalam pemuliaan
tanaman.
II. PEMBAHASAN
Kemajuan
seleksi dapat diamati pada tahap seleksi.
Faktor yang mempengaruhi kemajuan seleksi adalah keragaman genetik,
nilai duga heritabilitas, dan kemajuan genetik berdasarkan fenotipe tanaman.
Seleksi akan menunjukkan tanggapan seleksi yang tinggi, jika gen yang dilibatkan
dalam seleksi mempunyai keragaman genetik yang luas dan nilai duga
heritabilitas yang tinggi. Seleksi akan efektif apabila heritabilitasnya tinggi
dan kemajuan genetik atau respon seleksinya tinggi (Rostina , 2006; Chindy et
al.,2010 dalam Sa’diyah, 2013).
Menurut Suharsono et al. (2006) dalam
Maryenty (2015) nilai duga kemajuan seleksi dapat dihitung berdasarkan rumus:
R = i σx
HL
Keterangan:
R = Respons terhadap seleksi
I =
Intensitas seleksi yang diterapkan
HL = Pendugaan heritabilitas dalam arti luas
suatu karakter
σx = Simpangan baku suatu
karakter
Oleh karena nilai duga kemajuan seleksi pada suatu tanaman didasarkan
pada nilai duga heritabilitas, intensitas seleksi dan simpangan baku suatu
karater, maka pendugaan heritabilitas harus diketahui terlebih dahulu.
Kemajuan seleksi merupakan selisih antara nilai tengah turunan
seleksi dan nilai tengah populasi. Misalkan f2 memiliki nilai tengah 0,82 kg
dan f3 dengan nilai tengah 0,93 kg maka kemajuan seleksinya adalah 0,11 kg
(Syukur, 2015). Pada penelitian widyawati
et al. (2014) terdapat kemajuan seleksi dari tanaman cabai besar f1
dengan populasi f2 varietas prada dan fantastic. Hal ini didukung oleh data hasil nilai heritabilitas
beberapa karakter kuantitatif dan yang
diamati pada populasi f2 lebih tinggi dibandingkan f1.
Selain itu didukung dengan nilai kemajuan genetik harapan beberapa
karakter kuantitatif. Berdasarkan
pernyataan tersebut mendukung pernyataan sebelumnya bahwa kemajuan seleksi bergatung
pada nilai heritabilitas yang tinggi dan kemajuan genetik.
Penelitian lain didukung oleh Astari (2016) bahwa terdapat kemajuan
seleksi pada kedelai f3 persilangan anjasmoro dan genotif tahan salin dengan nilai
dugaan heritabilitas antara 0.05-0.99, heritabilitas tinggi pada tinggi tanaman
(cm), jumlah ruas (buah), umur panen (hari), jumlah polong (buah), jumlah biji
(butir), bobot biji (g) dan bobot 100 biji (g) dengan kemajuan genetik antara
4,81%-81,04%. Korelasi bobot biji nyata hampir pada seluruh karakter kecuali
umur panen. Hasil keragaman, heritabilitas dan korelasi menunjukkan seleksi
pada F3 sudah dapat dilakukan karena memiliki keragaman tinggi yang didominasi
oleh sifat genetik. Berdasarkan intensitas seleksi 20% terseleksi 10 tanaman F3
tahan salin.
Menurut
Begun dan Sobhan (1991) dalam Sa’diyah
(2013) yang diamati dalam suatu penelitian mengenai kemajuan seleksi
adalah umur berbunga (hst), umur panen polong tua (hst), rata-rata jarak lokul,
jumlah polong per tanaman, dan jumlah benih total. Berdasakan pada penelitian Sa’diyah
( 2013) Hasil
persilangan kacang panjang testa Hitam x Merah putih (B x A) atau testa Coklat
x Merah Putih (C x A) memiliki kemajuan genetik untuk peubah umur berbunga 0,7
%, umur panen polong tua 1,38 %, jumlah polong per tanaman 52,35 %, rata-rata
jarak lokul 0,09 %, dan jumlah benih per tanaman 43,31 %. Hal ini menyatakan
bahwa generasi selanjutnya yaitu F1 hasil persilangan mengalami kemajuan genetik
yang berarti juga mengalami kemajuan seleksi.
Dalam
pemuliaan tanaman tidak selalu tanaman megalami kemajuan seleksi, boleh jadi
terjadi kemunduran seleksi. Seperti pada
penelitian Aminah et al. (2013) hasil
penelitian kedelai generasi f3 tidak terjadi
peningkatan produksi dengan rata – rata hasil seleksi dan hasil rata –
rata produksi per tanaman generasi
F3 1.6 g
dengan produksi terendah 0.2 g dan tertinggi 4.9 g. Sedangkan diketahui bahwa pada generasi f2 diperoleh
rata-rata produksi biji/tanaman 12 g.
Maka dari
itu untuk keberhasilan dalam pemuliaan tanaman, pemulia harus mendapatkan
kemajuan seleksi pada varietas yang diinginkan.
Hasil dari kemajuan seleksi dapat kita peroleh dengan mendapatkan keragaman genetik yang luas, nilai
heritabilitas yang tinngi dan kemajuan genetik.
.III. KESIMPULAN
Hal yang
dapat disimpulkan dari makalah ini, bahwa Kemajuan
seleksi merupakan selisih antara nilai tengah turunan seleksi dan nilai tengah
populasi. Kemajuan seleksi bergantung
pada luasnya keragaman genetik, nilai heritabilitas yang tinggi, serta kemajuan
keragaman genetik.
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, S., Rosmayati., L.A.M. Siregar. 2013. Seleksi
galur kedelai (glycine max (l.) Merril) Generasi F3 pada tanah salin.
J. agroteknologi. 1(3): 637-645.
Astari, R.P., Rosmayati., dan M. Basyuni. 2016. Kemajuan
genetik, heritabilitas dan korelasi beberapa karakter agronomis progeni kedelai
f3 persilangan anjasmoro dengan genotipe tahan salin. J. Pertanian Tropik. 3(6): 52-
61
Hakim, L.,
dan Suyamto. 2012. Heritabilitas dan harapan kemajuan genetik beberapa karakter
kuantitatif populasi galur F4 kedelai hasil persilangan. Penelitian
pertanian tanaman pangan. 31(1): 22-26.
Mangoendidjojo, w. 2003. Dasar-dasar
pemuliaan tanaman. Kanisius. Yogyakarta. 181 hlm.
Maryenti,
T., M.Bermwai., dan J. Prasetyo. 2015. Heritabilitas dan kemajuan genetik
karakter ketahanan kedelai generasi f2 persilangan tanggamus x B3570
terhadap soybean mosaic virus. J. kelitbangan. 2(2):137-153.
Sa’diyah, N.
2013. Seleksi dan Kemajuan Genetik pada Generasi F1 Tanaman Kacang Panjang. J. Penelitian Pertanian Terapan . 13 (3): 180-187.
Syukur, M., S.
Sujiprihati., R. Yunianti. 2015. Teknik pemuliaan tanaman. Penebar
Swadaya. Bogor. 348 hlm.
Widyawati,
Z., I. Yulianah., dan Respatijarti. 2014. Heritabilitas Dan Kemajuan Genetik
Harapan Populasi F2 Pada Tanaman Cabai Besar (Capsicum Annuum L.). J.
Produksi Tanaman. 2 (3): 247-252.
Mr Green Casino: Login | Drmcd
BalasHapusLogin to 전라남도 출장마사지 Mr Green Casino: 제천 출장마사지 Login to my Account · Go to your new account · In 안성 출장안마 the top right-hand 상주 출장안마 corner, New Account · Register at Mr Green Casino 문경 출장안마